Tangible Asset vs Intangible Asset, Mana yang Lebih Menentukan Kesuksesan Bisnis?


Bayangkan kamu punya sebuah usaha yang punya toko fisik, rak-rak penuh barang dagangan, komputer untuk administrasi, dan motor untuk antar pesanan. Semua hal itu jelas terlihat, bisa disentuh, bahkan bisa dihitung nilainya. Nah, itulah yang disebut tangible asset atau aset berwujud.

Tapi di sisi lain, ada hal-hal yang nggak kelihatan tapi bikin usaha tetap berjalan terus. Misalnya nama brand yang udah dipercaya pelanggan, resep rahasia yang bikin produkmu beda, atau bahkan loyalitas pelanggan yang selalu balik lagi meski banyak pesaing. Inilah yang dikenal sebagai intangible asset atau aset tak berwujud.

Apa itu Tangible Asset?

Tangible asset adalah semua hal berwujud yang dipakai perusahaan untuk beroperasi. Nilainya bisa dihitung dengan jelas, bahkan bisa dijual kembali sehingga dapat dikatakan aset likuid.

Contoh tangible asset dalam bisnis:

  • Bangunan atau toko tempat usaha berjalan

  • Mesin produksi atau alat kerja

  • Kendaraan operasional

  • Stok barang dagangan

  • Peralatan kantor


Karena sifatnya nyata, tangible asset sering dianggap “jaminan aman” bagi perusahaan. Tapi, hanya mengandalkan aset berwujud kadang nggak cukup untuk bertahan di tengah persaingan.

Apa itu Intangible Asset?

Berbeda dengan tangible, intangible asset tidak punya wujud fisik. Meski begitu, pengaruhnya sering kali jauh lebih besar.

Contoh intangible asset:

  • Merek dagang (brand value)

  • Hak cipta, paten, atau lisensi

  • Goodwill (kepercayaan & hubungan baik dengan pelanggan/mitra)

  • Database pelanggan

  • Rahasia dagang atau know-how


Nilai dari intangible asset memang sulit diukur, tapi justru di sinilah kekuatannya. Merek seperti Coca-Cola memiliki mesin dan pabrik mereka (tangible) mungkin bernilai miliaran dolar, tapi brand “Coca-Cola” sendiri (intangible) nilainya bisa melampaui itu berkali lipat. 

Perbedaan Utama Tangible dan Intangible Asset

Kalau dirangkum, bedanya kira-kira seperti ini:

  • Bentuk: tangible bisa disentuh, intangible hanya dirasakan.

  • Penilaian: tangible bisa dinilai pakai harga pasar, intangible nilainya tergantung kepercayaan dan persepsi.

  • Likuiditas: tangible relatif mudah dijual, intangible lebih sulit dialihkan.

  • Peran: tangible mendukung operasional, intangible jadi pembeda dan penguat keberlangsungan bisnis.


Mengapa Keduanya Penting?

Bisnis yang sehat butuh kombinasi keduanya.

  • Tangible asset memastikan roda usaha tetap berputar: ada mesin yang beroperasi, ada stok yang bisa dijual.

  • Intangible asset jadi pondasi jangka panjang: brand kuat, kepercayaan pelanggan, dan reputasi baik yang bikin bisnis bertahan bahkan di tengah persaingan ketat.

Contoh nyata adalah Apple. Produk iPhone dan MacBook adalah tangible asset. Tapi daya tarik utama Apple ada di intangible asset: ekosistem yang terkunci rapat, desain yang khas, dan kepercayaan tinggi dari pengguna.

Kesimpulan

Tangible asset dan intangible asset ibarat dua sisi koin dalam bisnis. Satu memberi dasar operasional, yang lain memberi keunggulan kompetitif. Kalau bisnis hanya fokus pada aset berwujud, mungkin bisa jalan hari ini. Tapi tanpa aset tak berwujud, sulit untuk bertahan esok. Jadi, jangan abaikan keduanya. Karena kadang, justru aset yang tidak terlihat itulah yang paling menentukan panjang umurnya sebuah usaha. Butuh modal tambahan untuk kembangkan usaha? Lahan Sikam siap bantu sampai dengan Rp2 Miliar untuk upgrade usahamu dengan produk pendanaan UMKM dan petani. Penuhi kebutuhan usahamu dengan pendaan dari Lahan Sikam sekarang!


Author: Dwi Adi Ningsih

part of lahansikam.co.id